Prurigo merupakan penyakit kulit dengan lesi khas berupa papul atau nodul yang sangat gatal dan rekuren. Hiperpigmentasi dan penebalan kulit lebih sering ditemukan dalam bentuk lesi ekskoriasi serta krusta akibat sering digaruk.
Tempat yang sering terkena adalah badan dan bagian ekstensor ekstremitas.
Faktor-faktor predisposisi timbulnya prurigo terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain infeksi parasit, infeksi fokal, riwayat atopi, faktor imun, alergi makanan, penyakit kronis, keganasan, hormonal dan psikogenik. Faktor eksternal meliputi ektoparasit, kontaktan alergi, faktor fisik, sosial ekonomi, musim, status gizi, higiene dan sanitasi lingkungan.
Prurigo dapat terjadi pada semua golongan umur dengan proporsi lebih sering dijumpai pada wanita dibandingkan pria.
Beberapa literatur mengklasifikasikan prurigo secara berbeda. Terdapat literatur yang mengklasifikasikan prurigo menjadi prurigo nodularis, prurigo pigmentosa, prurigo hebra, prurigo pada masa kehamilan, prurigo dermografi, prurigo aktinik dan prurigo kronis pada orang dewasa. Literatur lain mengklasifikasikan prurigo menjadi prurigo simpleks dan dermatosis pruriginosa. Dermatitis pruriginosa meliputi strofulus, prurigo kronis multiformis lutz dan prurigo hebra. Selain itu masih ada prurigo nodularis yang sebenarnya tergolong salah satu bentuk neurodermatitis.
Sel mast dan neutrofil pada penderita prurigo ditemukan lebih banyak dibandingkan orang normal namun produk degranulasi tidak meningkat. Produk granula protein seperti protein dasar besar, protein kation eosinofilik dan neurotoksin derivat eosinofil mengalami peningkatan jumlah yang signifikan. Nervus papilar dermal dan sel merckel yang merupakan nervus sensori pada lapisan dermis dan lapisan epidermis dan peptida yang berhubungan dengan gen kalsitonin serta nervus imunoreaktif substansi P mengalami peningkatan jumlah pada prurigo nodularis. Neuropeptida ini akan memediasi inflamasi neurogenik kutaneus dan pruritus. Interleukin dan sel T derivat sitokin yang menyebabkan pruritus berat.
Penatalaksanaan prurigo terbagi dua, yaitu umum dan khusus. Penatalaksanaan secara umum yaitu mencari faktor predisposisi untuk selanjutnya dihindari atau diobati. Sedangkan pengobatan khusus biasanya simptomatik baik sistemik maupun topikal. Penderita prurigo diberikan obat untuk mengurangi gatal sehingga siklus gatal dan menggaruk dapat dihentikan. Secara topikal penderita diberi antipruritus seperti sulfur 5-10% dalam bentuk bedak kocok atau salep, mentol 0,25% atau kamper 2-3%. Antibiotik topikal diberikan bila terdapat infeksi sekunder. Steroid topikal kadang dapat diberi bila kelainan tidak begitu luas. Antihistamin peroral dapat menghilangkan rasa gatal atau dengan pemberian sedativa seperti antidepressan trisiklik yaitu doksepin. Selective serotonin reuptake inhibitor juga direkomendasikan untuk menghilangkan rasa gatal yang terjadi sepanjang hari.